ABSORBSI 1
A.
PERBEDAAN
TEKANAN UDARA SEPANJANG KOLOM KERING
1.
Tujuan
Percobaan
Menentukan
perbedaan tekanan udara sepanjang kolom kering sebagai fungsi dan laju alir
udara dan laju alir yang berbeda-beda.
2.
Alat
dan Bahan yang digunakan
§ Satu
unit peralatan absorbs
§ Udara
tekan
§ Air
3.
Dasar
Teori
Absorbsi adalah proses pemisahan
bahan dari suatu campuran gas dengan cara pengikatan bahan tersebut pada
permukaan absorben cair yang diikuti dengan pelarutan. Kelarutan gas yang akan
diserap dapat disebabkan hanya oleh gaya-gaya fisik (pada absorpsi fisik) atau
selain gaya tersebut juga oleh ikatan kimia (pada absorpsi kimia). Komponen gas
yang dapat mengadakan ikatan kimia akan dilarutkan lebih dahulu dan juga dengan
kecepatan yang lebih tinggi. Karena itu absorpsi kimia mengungguli absorpsi
fisik. Absorbsi gas atau penyerapan gas merupakan proses perpindahan massa.
Pada absorbsi gas, uap yang diserap
dari campurannya dengan gas tidak aktif atau lembab (inert gas) dengan bantuan
zat cair dimana gas terlarut (solute gas) dapat larut banyak atau sedikit. Fungsi
Absorbsi dalam industri adalah meningkatkan nilai guna dari suatu zat
dengan cara merubah fasenya.
Alat yang banyak digunakan dalam
absorbsi gas dan beberapa operasi lain adalah menara isian. Piranti ini terdiri
dari sebuah kolom berbentuk silinder atau menara yang dilengkapi dengan
pemasukan gas dan ruang distribusi pada bagian bawah. Pemasukan zat cair dan
distribusinya pada bagian atas. Sedangkan pengeluaran gas dan zat cair
masing-masing diatas dan dibawah. Serta suatu massa bentukan zat padat (tidak
aktif/inert) diatas penyangganya. Bentukan ini disebut isian menara atau tower
packing.
Jenis-jenis isian menara yang diciptakan
orang banyak sekali macamnya tetapi ada beberapa jenis yang lazim dipakai.
Isian menara terbagi menjadi dua macam, yaitu yang di isikan dengan mencurahkan
secara acak kedalam menara dan disusun kedalam menara dengan tangan.
Persyaratan pokok yang diperlukan untuk
isian menara, yaitu:
§ Harus
tidak bereaksi (kimia) dengan fluida didalam menara
§ Tidak
terlau berat
§ Harus
mengandung cukup banyak laluan untuk arus tanpa banyak zat cair yang
terperangkap atau menyebabkan penurunan tekanan terlalu tinggi
§ Harus
memungkinkan terjadinya kontak yang memuaskan antara zat cair dan gas
§ Tidak
terlalu mahal
Absorben adalah cairan yang dapat
melarutkan bahan yang akan diabsorpsi pada permukaannya, baik secara fisik
maupun secara reaksi kimia. Absorben sering juga disebut sebagai cairan
pencuci.
Persyaratan absorben :
§ Memiliki daya melarutkan bahan yang
akan diabsorpsi yang sebesar mungkin (kebutuhan akan cairan lebih sedikit,
volume alat lebih kecil).
§ Selektif
§ Memiliki tekanan uap yang rendah
§ Tidak korosif.
§ Mempunyai viskositas yang rendah
§ Stabil secara termis.
§ Murah
Jenis-jenis bahan yang dapat
digunakan sebagai absorben adalah air (untuk gas-gas yang dapat larut, atau
untuk pemisahan partikel debu dan tetesan cairan), natrium hidroksida (untuk
gas-gas yang dapat bereaksi seperti asam) dan asam sulfat (untuk gas-gas yang
dapat bereaksi seperti basa).
Kolom Absorbsi
Adalah suatu kolom atau tabung tempat terjadinya proses pengabsorbsi (penyerapan/penggumpalan) dari zat yang dilewatkan di kolom/tabung tersebut. Proses ini dilakukan dengan melewatkan zat yang terkontaminasi oleh komponen lain dan zat tersebut dilewatkan ke kolom ini dimana terdapat fase cair dari komponen tersebut.
Struktur dalam absorber
1.
Bagian atas: Spray untuk megubah gas input menjadi fase
cair.
2.
Bagian tengah: Packed tower untuk memperluas permukaan
sentuh sehingga mudah untuk diabsorbsi
3.
Bagian bawah: Input gas sebagai tempat masuknya gas ke dalam
reaktor.
Prinsip Kerja Kolom Absorbsi
1.
Kolom absorbsi adalah sebuah kolom, dimana ada zat yang
berbeda fase mengalir berlawanan arah yang dapat menyebabkan komponen kimia ditransfer
dari satu fase cairan ke fase lainnya, terjadi hampir pada setiap reaktor
kimia. Proses ini dapat berupa absorpsi gas, destilasi,pelarutan yang terjadi
pada semua reaksi kimia.
2.
Campuran gas yang merupakan keluaran dari reaktor diumpankan
kebawah menara absorber. Didalam absorber terjadi kontak antar dua fasa yaitu
fasa gas dan fasa cair mengakibatkan perpindahan massa difusional dalam umpan
gas dari bawah menara ke dalam pelarut air sprayer yang diumpankan dari bagian
atas menara. Peristiwa absorbsi ini terjadi pada sebuah kolom yang berisi
packing dengan dua tingkat.
Keluaran dari absorber pada tingkat
I mengandung larutan dari gas yang dimasukkan tadi.
Proses Pengolahan Kembali Pelarut
Dalam Proses Kolom Absorber
1.
Konfigurasi reaktor akan berbeda dan disesuaikan dengan
sifat alami dari pelarut yang digunakan
2.
Aspek Thermodynamic (suhu dekomposisi dari
pelarut),Volalitas pelarut,dan aspek kimia/fisika seperti korosivitas,
viskositas,toxisitas, juga termasuk biaya, semuanya akan diperhitungkan ketika
memilih pelarut untuk spesifik sesuai dengan proses yang akan dilakukan.
3.
Ketika volalitas pelarut sangat rendah, contohnya pelarut
tidak muncul pada aliran gas, proses untuk meregenerasinya cukup sederhana
yakni dengan memanaskannya
Aplikasi
kolom absorbsi:
• Teknologi Refrigerasi
• Teknologi proses pembuatan formalin
• Proses pembuatan asam nitrat
• Teknologi Refrigerasi
• Teknologi proses pembuatan formalin
• Proses pembuatan asam nitrat
4.
Langkah
Kerja
1. Harus
mengeringkan kolom terlebih dahulu dengan menggunakan laju alir udara maksimum
2. Menghubungkan
bagian atas dan bawah kolom dengan manometer air dengan menggunakan katup S1
dan S2
3. Membaca
perbedaan tekanan sepanjang kolom untuk beberapa range laju alir udara
5.
Data
Pengamatan 1
Peningkatan Laju Alir
Laju Alir
(L/min)
|
∆P (mmH₂O)
|
20
|
0,0732565
|
40
|
0,09523355
|
60
|
0,1465131
|
80
|
0,3662868
|
100
|
0,65930920
|
120
|
0,9523355
|
140
|
1,2453618
|
160
|
1,39187499
|
Penurunan Laju Alir
Laju Alir
(L/min)
|
∆P (mmH₂O)
|
160
|
1,39187499
|
140
|
1,2453618
|
120
|
0,9523355
|
100
|
0,6593090
|
80
|
0,366282892
|
60
|
0,293026
|
40
|
0,14411130
|
20
|
0,0732565
|
Laju Alir
(L/min)
|
∆P (mmH₂O)
|
|
Peningkatan
|
Penurunan
|
|
20
|
0,0732565
|
0,0732565
|
40
|
0,09523355
|
0.14411130
|
60
|
0,1465131
|
0,293026
|
80
|
0,3662868
|
0,366282892
|
100
|
0,65930920
|
0,6593090
|
120
|
0,9523355
|
0,9523355
|
140
|
1,2453618
|
1,2453618
|
160
|
1,39187499
|
1,39187499
|
6.
Perhitungan
Diketahui : ρ =
1,22 kg/m3
g
= 9,8 kg/ms2
a.
Kenaikan Laju Alir
·
ΔP = ρ x g x h x t
= 1,22 kg/m3
x 9,8 kg/ms2 x 0,001 m x 60 s
= 0,71736
kg/ms
ΔP konversi
=
0,71736 kg/ms x 14,696 psia x 2,311 ft H2O x 304,8 mm H2O
1,01325 x 105
kg/ms x 1 psia x 1 ft H2O
=
0,073314192 mm H2O
·
ΔP = ρ x g x h x t
= 1,22 kg/m3
x 9,8 kg/ms2 x 0,0013 m x 60 s
= 0,932568
kg/ms
ΔP konversi
=
0,932568 kg/ms x 14,696 psia x 2,311 ft H2O x 304,8 mm H2O
1,01325 x 105
kg/ms x 1 psia x 1 ft H2O
=
0,09530845 mm H2O
·
ΔP = ρ x g x h x t
= 1,22 kg/m3
x 9,8 kg/ms2 x 0,002 m x 60 s
= 0,45472
kg/ms
ΔP konversi
=
0,45472 kg/ms x 14,696 psia x 2,311 ft H2O x 304,8 mm H2O
1,01325 x 105
kg/ms x 1 psia x 1 ft H2O
=
0,146628384 mm H2O
·
ΔP = ρ x g x h x t
= 1,22 kg/m3
x 9,8 kg/ms2 x 0,005 m x 60 s
= 3,5868
kg/ms
ΔP konversi
=
3,5868 kg/ms x 14,696 psia x 2,311 ft H2O x 304,8 mm H2O
1,01325 x 105
kg/ms x 1 psia x 1 ft H2O
=
0,36657096 mm H2O
·
ΔP = ρ x g x h x t
= 1,22 kg/m3
x 9,8 kg/ms2 x 0,009 m x 60 s
= 6,45624
kg/ms
ΔP konversi
=
6,45624 kg/ms x 14,696 psia x 2,311 ft H2O x 304,8 mm H2O
1,01325 x 105
kg/ms x 1 psia x 1 ft H2O
=
0,659827728 mm H2O
·
ΔP = ρ x g x h x t
= 1,22 kg/m3
x 9,8 kg/ms2 x 0,013 m x 60 s
= 9,32568
kg/ms
ΔP konversi
=
9,32568 kg/ms x 14,696 psia x 2,311 ft H2O x 304,8 mm H2O
1,01325 x 105
kg/ms x 1 psia x 1 ft H2O
=
0,95084496 mm H2O
·
ΔP = ρ x g x h x t
= 1,22 kg/m3
x 9,8 kg/ms2 x 0,017 m x 60 s
= 12,19512
kg/ms
ΔP konversi
=
12,19512 kg/ms x 14,696 psia x 2,311 ft H2O x 304,8 mm H2O
1,01325 x 105
kg/ms x 1 psia x 1 ft H2O
= 1,246341264
mm H2O
·
ΔP = ρ x g x h x t
= 1,22 kg/m3
x 9,8 kg/ms2 x 0,019 m x 60 s
= 13,62984
kg/ms
ΔP konversi
=
13,62984 kg/ms x 14,696 psia x 2,311 ft H2O x 304,8 mm H2O
1,01325 x 105
kg/ms x 1 psia x 1 ft H2O
=
1,392969648 mm H2O
b.
Penurunan Laju Alir
·
ΔP = ρ x g x h x t
= 1,22 kg/m3
x 9,8 kg/ms2 x 0,019 m x 60 s
= 13,62984
kg/ms
ΔP konversi
=
13,62984 kg/ms x 14,696 psia x 2,311 ft H2O x 304,8 mm H2O
1,01325 x 105
kg/ms x 1 psia x 1 ft H2O
=
1,392969648 mm H2O
·
ΔP = ρ x g x h x t
= 1,22 kg/m3
x 9,8 kg/ms2 x 0,017 m x 60 s
= 12,19512
kg/ms
ΔP konversi
=
12,19512 kg/ms x 14,696 psia x 2,311 ft H2O x 304,8 mm H2O
1,01325 x 105
kg/ms x 1 psia x 1 ft H2O
=
1,246341264 mm H2O
·
ΔP = ρ x g x h x t
= 1,22 kg/m3
x 9,8 kg/ms2 x 0,013 m x 60 s
= 9,32568
kg/ms
ΔP konversi
=
9,32568 kg/ms x 14,696 psia x 2,311 ft H2O x 304,8 mm H2O
1,01325 x 105
kg/ms x 1 psia x 1 ft H2O
=
0,95084496 mm H2O
·
ΔP = ρ x g x h x t
= 1,22 kg/m3
x 9,8 kg/ms2 x 0,009 m x 60 s
= 6,45624
kg/ms
ΔP konversi
=
6,45624 kg/ms x 14,696 psia x 2,311 ft H2O x 304,8 mm H2O
1,01325 x 105
kg/ms x 1 psia x 1 ft H2O
=
0,659827728 mm H2O
·
ΔP = ρ x g x h x t
= 1,22 kg/m3
x 9,8 kg/ms2 x 0,005 m x 60 s
= 3,5868
kg/ms
ΔP konversi
=
3,5868 kg/ms x 14,696 psia x 2,311 ft H2O x 304,8 mm H2O
1,01325 x 105
kg/ms x 1 psia x 1 ft H2O
=
0,36657096 mm H2O
·
ΔP = ρ x g x h x t
= 1,22 kg/m3
x 9,8 kg/ms2 x 0,004 m x 60 s
= 2,86944
kg/ms
ΔP konversi
=
2,86944 kg/ms x 14,696 psia x 2,311 ft H2O x 304,8 mm H2O
1,01325 x 105
kg/ms x 1 psia x 1 ft H2O
=
0,293026 mm H2O
·
ΔP = ρ x g x h x t
= 1,22 kg/m3
x 9,8 kg/ms2 x 0,002 m x 60 s
= 1,4112
kg/ms
ΔP konversi
=
1,4112 kg/ms x 14,696 psia x 2,311 ft H2O x 304,8 mm H2O
1,01325 x 105
kg/ms x 1 psia x 1 ft H2O
=
0,14411130 mm H2O
·
ΔP = ρ x g x h x t
= 1,22 kg/m3
x 9,8 kg/ms2 x 0,001 m x 60 s
= 0,71736
kg/ms
ΔP konversi
=
0,71736 kg/ms x 14,696 psia x 2,311 ft H2O x 304,8 mm H2O
1,01325 x 105
kg/ms x 1 psia x 1 ft H2O
=
0,0732565 mm H2O
B.
PERBEDAAN
TEKANAN UDARA SEPANJANG KOLOM DENGAN LAJU ALIR AIR
1.
Tujuan
Percobaan
Menguji
perbedaan tekanan udara sepanjang kolom sebagai fungsi laju alir udara untuk
beberapa laju alir yang berbeda-beda sepanjang kolom
2.
Langkah
Kerja
1. Mengisi
tanki penampung dengan air hingga ¾ penuh
2. Menghidupkan
pompa atau mengatur C1 sehingga didapat laju alir 1 L/min sepanjang
kolom
3. Mengalirkan
udara dari bawah kolom dengan laju alir 30 L/min dan menunggu sekitar 2 menit
hingga stabil
4. Mencatat
beda tekanan udara sepanjang kolom basah sebagai fungsi dan laju alir udara
5. Mencatat
perbedaan tekanan sepanjang kolom sebagai fungsi dan laju alir udara un tuk
beberapa laju alir berbeda sehingga 1 L/min. memperhatikan perubahan kolom pada
setiap pergantian laju alir.
3.
Data
Pengamatan 2
Data pengamatan 2 .
perbedaan tekanan udara sepanjang kolom dengan laju alir air
Tabel
1. Flow air 1.0
ρ
|
g
|
h
|
t
|
∆P
|
∆P konversi
|
1,22
|
9,8
|
0,005
|
60
|
3,5868
|
0,36657096
|
1,22
|
9,8
|
0,006
|
60
|
4,30416
|
0,439885152
|
1,22
|
9,8
|
0,014
|
60
|
10,04304
|
1,026398688
|
1,22
|
9,8
|
0,026
|
60
|
18,65136
|
1,906168992
|
1,22
|
9,8
|
0,044
|
60
|
31,56384
|
3,225824448
|
1,22
|
9,8
|
0,064
|
60
|
45,91104
|
4,692108288
|
1,22
|
9,8
|
0,104
|
60
|
74,60544
|
7,624675968
|
1,22
|
9,8
|
0,108
|
60
|
77,47488
|
7,917932736
|
Tabel
2. Flow air 2.0
ρ
|
g
|
h
|
t
|
∆P
|
∆P(konversi)
|
1,22
|
9,8
|
0,007
|
60
|
5,02152
|
0,513199344
|
1,22
|
9,8
|
0,02
|
60
|
14,3472
|
1,46628384
|
1,22
|
9,8
|
0,03
|
60
|
21,5208
|
2,19942576
|
1,22
|
9,8
|
0,05
|
60
|
35,868
|
3,6657096
|
1,22
|
9,8
|
0,08
|
60
|
57,3888
|
5,86513536
|
1,22
|
9,8
|
0,116
|
60
|
83,21376
|
8,504446272
|
1,22
|
9,8
|
0,122
|
60
|
87,51792
|
8,944331424
|
1,22
|
9,8
|
0,132
|
60
|
94,69152
|
9,677473344
|
Tabel
3. Flow air 3.0
ρ
|
g
|
h
|
t
|
∆P
|
∆P(konversi)
|
1,22
|
9,8
|
0,008
|
60
|
5,73888
|
0,586513536
|
1,22
|
9,8
|
0,006
|
60
|
4,30416
|
0,439885152
|
1,22
|
9,8
|
0,005
|
60
|
3,5868
|
0,36657096
|
1,22
|
9,8
|
0,004
|
60
|
2,86944
|
0,293256768
|
1,22
|
9,8
|
0,044
|
60
|
31,56384
|
3,225824448
|
1,22
|
9,8
|
0,074
|
60
|
53,08464
|
5,425250208
|
1,22
|
9,8
|
0,104
|
60
|
74,60544
|
7,624675968
|
1,22
|
9,8
|
0,138
|
60
|
98,99568
|
10,1173585
|
Tabel
4. Flow air 4.0
ρ
|
g
|
h
|
t
|
∆P
|
∆P(konversi)
|
1,22
|
9,8
|
0,006
|
60
|
4,30416
|
0,439885152
|
1,22
|
9,8
|
0,004
|
60
|
2,86944
|
0,293256768
|
1,22
|
9,8
|
0,004
|
60
|
2,86944
|
0,293256768
|
1,22
|
9,8
|
0,028
|
60
|
20,08608
|
2,052797376
|
1,22
|
9,8
|
0,07
|
60
|
50,2152
|
5,13199344
|
1,22
|
9,8
|
0,344
|
60
|
246,7718
|
25,22008205
|
1,22
|
9,8
|
0
|
60
|
0
|
0
|
1,22
|
9,8
|
0
|
60
|
0
|
0
|
Tabel
5. Flow air 5.0
ρ
|
g
|
h
|
t
|
∆P
|
∆P(konversi)
|
1,22
|
9,8
|
0,056
|
60
|
40,17216
|
4,105594752
|
1,22
|
9,8
|
0,056
|
60
|
40,17216
|
4,105594752
|
1,22
|
9,8
|
0,012
|
60
|
8,60832
|
0,879770304
|
1,22
|
9,8
|
0,01
|
60
|
7,1736
|
0,73314192
|
1,22
|
9,8
|
0,372
|
60
|
266,8579
|
27,27287942
|
1,22
|
9,8
|
0
|
60
|
0
|
0
|
1,22
|
9,8
|
0
|
60
|
0
|
0
|
1,22
|
9,8
|
0
|
60
|
0
|
0
|
Tabel
6. Flow air 6.0
ρ
|
g
|
h
|
t
|
∆P
|
∆P(konversi)
|
1,22
|
9,8
|
0
|
60
|
0
|
0
|
1,22
|
9,8
|
0,006
|
60
|
4,30416
|
0,439885152
|
1,22
|
9,8
|
0,004
|
60
|
2,86944
|
0,293256768
|
1,22
|
9,8
|
0,392
|
60
|
281,2051
|
28,73916326
|
1,22
|
9,8
|
0
|
60
|
0
|
0
|
1,22
|
9,8
|
0
|
60
|
0
|
0
|
1,22
|
9,8
|
0
|
60
|
0
|
0
|
1,22
|
9,8
|
0
|
60
|
0
|
0
|
Tabel
7. Flow air 7.0
ρ
|
g
|
h
|
t
|
∆P
|
∆P(konversi)
|
1,22
|
9,8
|
0,006
|
60
|
4,30416
|
0,439885152
|
1,22
|
9,8
|
0,006
|
60
|
4,30416
|
0,439885152
|
1,22
|
9,8
|
0,27
|
60
|
193,6872
|
19,79483184
|
1,22
|
9,8
|
0
|
60
|
0
|
0
|
1,22
|
9,8
|
0
|
60
|
0
|
0
|
1,22
|
9,8
|
0
|
60
|
0
|
0
|
1,22
|
9,8
|
0
|
60
|
0
|
0
|
1,22
|
9,8
|
0
|
60
|
0
|
0
|
·
Peningkatan laju
alir (L/min)
Laju alir udara (L/min)
|
||||||||
v
|
20
|
40
|
60
|
80
|
100
|
120
|
140
|
160
|
ΔP 1
|
0,3665
|
0,5131
|
0,58651
|
0,4398
|
4,1055
|
0
|
0,4398
|
3,2258
|
ΔP 2
|
0,4398
|
1,4662
|
0,4398
|
0,2932
|
4,1055
|
0,4398
|
0,4398
|
15,0765
|
ΔP 3
|
1,0263
|
2,1994
|
0,3665
|
0,2932
|
0,87977
|
0,2932
|
19,794
|
0
|
ΔP 4
|
1,9061
|
3,6657
|
0,2932
|
2,0527
|
0,7331
|
28,7391
|
0
|
0
|
ΔP 5
|
3,2258
|
5,8651
|
3,2258
|
5,1319
|
27,272
|
0
|
0
|
0
|
ΔP 6
|
4,6921
|
8,50444
|
5,4252
|
25,220
|
0
|
0
|
0
|
0
|
ΔP 7
|
7,62467
|
8,94433
|
7,6246
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
ΔP 8
|
7,9179
|
9,67747
|
10,117
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
·
Penurunan Laju Alir (L/min)
Laju Alir Air (L/min)
|
Laju Alir Udara
(L/min)
|
|||||||
160
|
140
|
120
|
100
|
80
|
60
|
40
|
20
|
|
1
|
8,791
|
8,351
|
5,128
|
1,758
|
3,663
|
2,784
|
2,344
|
1,026
|
2
|
1,612
|
0,293
|
0,733
|
0,147
|
0,440
|
0,147
|
0,293
|
0,293
|
3
|
|
8,058
|
5,274
|
3,956
|
0,733
|
0,147
|
0,147
|
0,147
|
4
|
|
|
|
0,440
|
3,223
|
1,465
|
1,905
|
1,026
|
5
|
|
|
|
|
4,981
|
7,326
|
2,637
|
0,952
|
6
|
|
|
|
|
|
1,098
|
8,937
|
2,637
|
7
|
|
|
|
|
|
|
12,893
|
4,249
|
·
Grafik
peningkatan dan penurunan laju alir
Laju alir
(L/min)
|
Kenaikan
tekanan (mmH2O)
|
Penurunan
tekanan (mmH2O)
|
20
|
7,9179
|
4,249
|
40
|
9,6774
|
12,893
|
60
|
10,1173
|
7,326
|
80
|
25,220
|
4,981
|
100
|
27,2728
|
3,956
|
120
|
28,7391
|
5,274
|
140
|
19,79483
|
8,058
|
160
|
15,0765
|
13,989
|
4.
Analisa
Percobaan
Proses pemisahan dengan metode
absorbsi ini dapat dilakukan pada fluida yang relatif berkonsentrasi rendah
maupun yang bersifat konsentrat. Prinsipnya dengan memanfaatkan besarnya
difusivitas molekul-molekul gas pada larutan tertentu. Percobaan pertama ini
menggunakan kolom kering yaitu suatu kolom yang hanya dialiri udara. Dari
pengamatan pertama bahwa semakin meningkat laju alir udara maka ketinggianya
atau pembaca manometernya akan semakin meningkat, demikian juga dengan
penurunan laju alir udarnya. Secara logika, nilai atau angka ketinggian
manometer antara kenaikan dan penurunan laju alir konstan atau tetap atau sama
antara keduanya, namun pada praktikum kali ini terdapat perbedaan yang terletak
pada laju alir 20 L/min, 40 L/min, dan 60 L/min yang masing-masing adalah 1 mm,
1,3 mm, dan 2 mm untuk kenaikanya dan untuk penurunanya adalah 1 mm, 2 mm, dan
4 mm. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor , yaitu kemungkinan dari
faktor tekanan yang diberikan oleh gas, serta tinggi rendahnya laju alir yang diberikan
oleh udara, dan faktor lain yang berperan.
Begitupun dengan beda tekan yang diperoleh dari perhitungan rumus
tekanan hidrostatik dengan menggunakan densitas udara pada suhu ruang yaitu
1.22 kg/m3.
Sedangkan untuk percobaan kedua
mengenai perbedaan tekanan udarasepanjang kolom dengan laju alir air. Berbeda
dengan percobaan yang pertama, kali ini yang digunakan adalah kolom basah,
kolom basah merupakan kolom yang dialiri air dan udara. Prinsipnya kontak
antara air dan udara yang terjadi dikolom dimana air dialirkan dari kolom
bagian atas, sedangkan gas dari kolom bagian bawah. Dimana akan terjadi kontak
antara air dan udara didalam kolom yang dapat menimbulkan penurunan tekanan.
Terdapat beberapa hal dapat dianalisa dari tabel yang telah ada bahwa ada
beberapa dari perbedaan tekanan yang terjadi ((ada yang tidak stabil pada saat
peningkatan dan penurunanya). Hal ini mungkin dapat disebabkan oleh tidak
adanya ruang laluan untuk zat cair sehingga lajunya terhambat. Pada grafik yang
ke - 4 mulai terjadi proses fluidisasi (flooding). Lebih meningkat pada tekanan
yang ke – 6 (ΔP 6).
5.
Kesimpulan
Dari hasil percobaan dapat di tarik beberapa kesimpulan
bahwa,
a. Absorbsi
adalah proses pemisahan bahan dari suatu campuran gas dengan cara pengikatan
bahan tersebut pada permukaan absorben cair yang diikuti dengan pelarutan.
b. Faktor yang mempengaruhi proses absorbsi diantaranya
adalah tekanan, luas permukaan, waktu, dan zat yang diabsorbsi itu sendiri.
c. Semakin tinggi laju alir maka semakin meningkat pula ketinggian
manometernya.
6. Daftar Pustaka
-
Effendy, sahrul.
2012. Petunjuk praktikum satuan operasi-2.
Palembang. Teknik kimia POLSRI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar